Kerajinan Tangan Dari Barang Bekas

Selasa, 23 Juni 2015

Kerajinan Tangan Kaligrafi Dari Bahan Sampah


http://gerakanbalonganmandiri.blogspot.com/2014/06/kerajinan-tangan-kaligrafi-dari-bahan.html

Kerajinan tangan berupa kaligrafi dapat terbuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Mulai dari bahan yang berbayar alias beli sampai bahan yang gratisan alias tinggal cari. Nah..kalau diminta untuk memilih, tentunya kita akan memilih bahan-bahan yang gratisan untuk membuat kaligrafi tersebut. Gratisan tapi tidak mengurangi kreatifitas dan nilai seni dari kaligrafi yang akan dibuat.

Nah sekarang kita akan membuat kerajinan tangan berupa kaligrafi yang terbuat dari bahan sampah kertas. Kita coba untuk mendaur ulang kertas bekas menjadi sebuah karya seni berupa kaligrafi. Mau tahu cara buatnya? Ikuti tahapan berikut ini..

Siapkan Alat yang dibutuhkan dalam kerajinan ini :
  • Blender atau Lumpang
  • Ember
  • Kain bekas
  • Pensil
Siapkan Bahan - bahan yang digunakan:
  • Kertas atau Koran bekas (kertas tidak boleh mengandung plastic seperti kertas kalende atau kertas pembungkus makanan).
  • Pewarna alami: kunyit, pandan, daun jati, dll
  • Papan triplek 30 X 50 cm
  • Cat warna sesuai kebutuhan
  • Kertas bekas dosiobek atau digunting-gunting kecil
  • Semua bahan ditempatkan pada suatu tempat/ember dan direndam selama ± 2 hari. Bila Anda ingin cepat bias juga direbus selama 1 sampai 2 jam, untuk membersihkan kertas dari tinta dan bahan pengganggu lainnya.
  • Kemudian kertas tersbut dihancurkan dengan menggunakan blender.
  • Masukan bubur kertas kedalam baskom yang telah diisi air bersih (tiap 250 gram bubur kertas membutuhkan 5 liter air bersih). Kebutuhan air bisa disesuaikan.
  • Untuk mempercantik kerajinan tangan dari kertas daur ulang harusnya diberi bahan pewarna alami. Bubur kertas dalam baskom dicampur dengan pewarna tadi, kemudian diaduk hingga merata.
  • Selanjutnya  bersihkan permukaan papan, dan bikin pola / tulisan arab seperti tulisan yang tertera pada contoh kaligrafi di atas: Lafadz Alloh dan Alif Lam Mim.
  • Beri warna / cat sesuai kesukaan anda pada lafadz yang telah anda buat
  • Tempelkan bubur kertas pada papan secara merata, rapih, penuh, dan bertahap. Penempelan atau pengisian papan dengan bubur kertas ini dilakukan pada bagian luar tulisan.
  • Apabila papan sudah terlapisi semua dengan bubur kertas, biarkan sampai kering.
  • Selanjutnya finishing, lakukan pengecatan atau biarkan saja menggunakan warna alami dari bubur kertas yang sudah mengering tsb.
Kerajinan Tangan Kaligrafi dari kertas bekas / daur ulang ini sangat cocok dibuat untuk mengisi waktu luang di bulan ramadhan. Silahkan di coba ya dan selamat berkreasi! 





Senin, 22 Juni 2015

Pantai Balongan Menjadi Saksi Saat Warga Aksi Demonstrasi Masalah Abrasi


Balongan, Sabtu siang (23/06/2013) puluhan Warga Balongan pun kembali melakukan aksi demontrasi di area pelabuhan khusus milik Pertamina RU-VI Balongan Indramayu. Aksi ini dilakukan bukan baru kali ini saja, tetapi aksi yang sama sudah pernah beberapa kali dilakukan oleh warga balongan  terkait masalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas pengerukan pasir laut di sekitar lokasi pelabuhan mlik Pertamina tersebut.

Pengerukan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak pengelola pelabuhan, sebagai kegiatan untuk menghindari atau mengantisipasi terjadinya pendangkalan pelabuhan. Namun, disisi lain aktivitas ini menimbulkan kerusakan lingkungan berupa terjadinya abrasi di pantai Balongan. Inilah yang menjadi alasan warga Balongan melakukan aksi unjuk rasa menuntut pihak yang berwenang untuk menghentikan kegiatan pengerukannya.

Tuntutan yang diminta oleh warga dalam melakukan aksinya, sebenarnya sebuah hal yang sederhana dan mudah untuk dipenuhi oleh pihak pertamina. Karena tuntutan warga tidak kaku alias memberikan alternatif-alternatif lain kalau memang aktifitas pengerukan tersebut tidak bisa dihentikan. Warga pun sadar betul bahwa aktifitas pengerukan tersebut memang perlu dilakukan oleh pihak Pertamina demi kelancaran lalu lintas transportasi lautnya. Alternatif yang diberikan warga adalah silahkan pertamina melanjutkan aktifitas pengerukannya, tapi pertamina pun harus bisa mengantisipasi dampaknya yaitu dengan membangun breakwater di bibir pantai Balongan yang mengalami abrasi akibat dampak pengerukan tersebut.

Tuntutan warga Balongan mengenai masalah abrasi seharusnya disepakati oleh pihak pertamina. Karena hasil dari kepakatan ini akan membangun sebuah simbiosis mutualisme di antara warga dan pertamina. Pertamina bisa melakukan aktifitas pengerukannya dengan lancar dan warga pun bisa aman dan nyaman dari ancaman terjadinya abrasi. Tapi semuanya di kembalikan ke pihak-pihak yang terkait, apakah masing-masing memang mempunyai itikad baik untuk membangun sebuah simbiosis mutualisme tersebut. Kalau itikad baik tersebut tidak ada khususnya dari pihak pertamina, maka untuk kesekian kalinya Pantai Balongan akan menjadi saksi warga balongan melakukan aksi demonstrasi yang lebih besar mengenai masalah abrasi.

Sabtu, 13 Juni 2015

Euforia Menyambut Bulan Puasa ( Ramadhan )


Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Syahr ash-Shiam, Seluruh umat Islam merasa gembira dengan kehadiran Ramadhan; bulan puasa; bulan yang meletupkan euforia bagi umat meski hanya sekejap. Mesjid kembali terisi penuh dengan ritual tarawih, sms ucapan selamat Ramadhan ber-sliweran. Para ustadz juga sibuk dengan beragam agenda ceramah; mulai dari kuliah subuh, kultum berbuka puasa, hingga menjadi imam tarawih dan memimpin itikaf. Mereka menyambut umat yang selama Ramadhan menjadi luar biasa dahaga dengan tawjih dan taushiyah para ustadz.

Para pedagang, pemilik mal dan hampir semua pengusaha juga bergairah dengan kehadiran Ramadhan; seolah menyambut janji Nabi saw. bahwa Ramadhan adalah ‘bulan yang ditambahkan rezeki’ oleh Allah. Para pengusaha sudah hapal, pada bulan Ramadhan pengeluaran rumah tangga masyarakat juga meningkat. Berapapun harga barang ditawarkan, akan dibeli. Itu berarti tambahan keuntungan bagi mereka.

Pemerintah juga belagak sigap menyambut Ramadhan; menyerukan penutupan tempat-tempat hiburan, merazia dan memusnahkan miras serta narkoba. Tidak lupa mereka beranjangsana kepada para alim ulama serta melakukan tarawih keliling atau buka bersama masyarakat; seolah menunjukkan bahwa mereka juga gemar beribadah dan bisa dekat dengan masyarakat kecil serta para santri.

Pada penghujung Ramadhan, menjelang Idul Fitri, umat pun bersemangat untuk pulang kampung. Mudik. Itulah ritual tahunan umat Islam, khususnya di Tanah Air; bertemu orangtua, sanak-saudara, bermaaf-maafan. Kadang ada tetesan air mata meski lebih sering tertutup dengan berlimpah-ruahnya hidangan dan gemerlap pakaian baru saat itu.

Ramadhan memang seperti keajaiban. Ia bisa mengubah suasana sekular yang carut-marut menjadi atmosfer keimanan. Sayang, keindahan ini serba sesaat.

Umat Islam memang masih berkubang di dasar jurang sekularisme. Di dalamnya agama tidak dibunuh, tetapi hanya menjadi asesoris kehidupan, bukan pijakan. Sebagai asesoris, agama dapat disandingkan dengan apa saja, siapa saja dan kapan saja. Berislam nyaris menjadi artifisial dan profan, penuh kepura-puraan dan kepalsuan. Bahkan agama pun dapat dikomersilkan seperti aneka tayangan di bulan Ramadhan.

Selama Ramadhan, pemilik stasiun televisi merasa sah saja menyandingkan keilmuan ustadz dengan keliaran para selebritis dalam aneka acara selama Ramadhan. Selebritisnya tidak merasa malu. Para ustadznya pun tidak merasa luntur kadar ‘iffah dan muru’ah-nya. Sebagian ustadz berdalih bahwa berdakwah adalah untuk siapa saja dan di mana saja. Yang terjadi, para ustadz sudah menjadi tontonan ketimbang tuntunan bagi umat; menjadi bagian dari entertainment komersial dalam sebuah industri pertelevisian yang kapitalistik.

Demi keuntungan pula, para pemilik stasiun televisi memunculkan para seleb bahkan banci yang kesehariannya jauh dari kesalihan sebagai ikon acara Ramadhan. Inikah bentuk ta’zhim (memuliakan) bulan agung dan penuh barakah itu? Semua semata demi mereguk keuntungan sebesar-besarnya di bulan Ramadhan. Nabi saw. bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ

Berapa banyak orang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain lapar belaka (HR Ahmad).


Sabda Rasulullah saw. adalah benar. Banyak orang menempatkan Ramadlan hanya sebagai kegiatan ibadah yang terpisah dari kehidupan. Nafsu makan dan minum mungkin dikekang, tetapi berbagai larangan Allah SWT mungkin pula tetap dijalankan. Ada sebagian orang yang tetap merasa malu makan atau minum di siang hari selama Ramadhan. Mereka berusaha istiqamah menahan lapar dan dahaga hingga waktu berbuka. Namun, kaum prianya tidak menahan diri dari memandang aurat wanita, dan wanitanya juga tidak menahan diri dengan menutup aurat mereka menggunakan busana Muslimah. Padahal bukankah tujuan puasa adalah untuk mendapatkan gelar muttaqqin?

Perbuatan mesum juga tetap terjadi selama Ramadhan. Banyak pasangan yang belum menikah tetap mendekati perbuatan zina, semisal ber-khalwat bahkan berpelukan di muka umum. Seolah menjadi kelaziman di kalangan muda-mudi, selama Ramadhan, muncul aktivitas ‘asmara subuh’ atau berbuka puasa bersama. Bukankah puasa juga seharusnya mengendalikan syahwat dari perkara yang haram?

Di mimbar-mimbar taklim pada bulan Ramadlan sering disampaikan bahwa rasa lapar dan haus yang dirasakan mereka yang berpuasa adalah sebagai bentuk kesetiakawanan sosial; turut merasakan derita si papa yang rutin kelaparan berhari-hari. Lagi-lagi, semua seruan itu tidak sanggup menghentikan mental konsumtif dan hedonis umat pada hari ini. Si lemah tetap kelaparan dan telanjang pada bulan Ramadhan. Si kaya yang telah terasuki hedonisme tetap bergaya hidup boros. Makanan berlimpah-ruah di rumah-rumah mereka dan foodcourt di berbagai mal tetap ramai meski menawarkan menu dengan tarif yang aduhai, yang mungkin cukup untuk makan si fakir selama 2-3 hari.

Saat hari-hari menjelang lebaran tiba kembali mal dan pasar-pasar dibanjiri pengunjung. Alih-alih mengencangkan ikat pinggang, menjauhi keluarga dan beritikaf layaknya Nabi saw., umat lebih konsentrasi memburu tiket mudik, pakaian untuk berlebaran dan asesoris rumah tangga. Lalu dimanakah keteladanan Nabi saw. yang rajin dikumandangkan di majelis-majelis zikir dan oleh orang-orang yang mengaku mahabbah kepada Nabinya?

Yang menggelikan, saat lebaran tiba, justru kawasan wisata juga ramai diserbu warga. Pantai, tempat hiburan hingga kebun binatang didatangi warga. Duhai, tidak ada lagikah sanak-saudara atau tetangga yang layak untuk dikunjungi dan dimintai maafnya sehingga orang merasa lebih baik mengunjungi aneka satwa di kebun binatang?

Sampai kapan Ramadhan hanya di jadikan euforia sesaat bagi umat? Bukankah akan lebih baik menjadikan Ramadhan ini sebagai bulan tarbiyah, dimana kita semua bersungguh-sungguh untuk melatih atau mendidik diri kita menjadi pribadi-pribadi muttaqin dimana pun, kapan pun, dan kondisi bagaimana pun, sampai kita menemui Alloh SWT.





Selasa, 09 Juni 2015

Pantai Balongan Menjadi Tempat Ngabuburit Selama Bulan Puasa


Pantai Balongan Indah merupakan pantai yang terletak di desa Balongan Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu. Dengan pesona keindahan yang dimilikinya, pantai balongan ini mampu menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Mulai dari anak-anak sampai orang tua hampir tiap akhir pekan ramai berkunjung ke tempat ini.

Namun, berbeda dengan hari-hari biasanya. Selama memasuki bulan Ramadhan, Pantai Balongan Indah ramai dikunjungi pengunjung.  Tiap sore menjelang berbuka puasa, Mereka ngabuburit di pantai balongan. Sambil menunggu buka puasa, mereka melihat indahnya hamparan laut di Pantai Balongan.

Kebiasaan ngabuburit nampaknya menjadi suatu hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Aktifitas yang dilakukan selama ngabuburit beragam, ada yang jalan-jalan di tepi pantai, ada yang kebut-kebutan, ada yang hanya nongkrong-nongkrong di tepi jalan, dsb. Sayang juga ya... kalau aktifitas ngabuburit ini diisi dengan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat. Alangkah baiknya jika aktifitas ngabuburit kita isi dengan yang sifatnya refreshing tapi juga bisa bermanfaat dan bernilai ibadah. Misalnya dengan jalan-jalan ke pantai sambil tadabbur alam, membuat acara-acara diskusi di tempat terbuka yang bisa menambah keimanan dan wawasan keislaman kita, baca buku atau tadarussan di alam terbuka,dan masih banyak kegiatan-kegiatan positif lainnya yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu ngabuburit kita. Ngabuburit sah-sah saja dilakukan, asalkan tidak mengganggu aktifitas ibadah ramadhan kita. 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sakral bagi seluruh umat Islam. Wajib bagi semua muslim untuk berpuasa di bulan suci Ramadan. Di bulan itu pintu surga dibuka artinya peluang untuk masuk surga lebih besar. Selain itu Allah juga menjanjikan melipat gandakan pahala dan bagi mereka yang berpuasa dengan penuh keimanan, Insya Allah akan diampuni dosa-dosanya. Mengingat keutamaan di bulan Ramadhan tersebut sebaikanya ngabuburit di isi dengan kegiatan-kegiatan positif sesuai syariat yang ada.





Senin, 08 Juni 2015

Buruh LPG PT Pertamina Balongan Indramayu Mogok


Buruh LPG PT Pertamina Balongan Indramayu mogok,Senin (3/6/13). Pasalnya realisasi kenaikan upah sesuai SK Gubernur Jabar belum juga cair. Pihak Pertamina dianggap ingkar janji. Para buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Indramayu (SBI) melakukan aksi unjuk rasa mendatangi LPG (Liquefied Petroleum Gas) PT Pertamina Balongan Indramayu Jawa Barat,

Mereka dalam aksinya yang berafiliasi dengan KASBI ini mendesak 5 (lima) tuntutan: Realisasi kenaikan upah, cairkan rapel gaji yang tertunda, perbaikan Perjanjian Kerja Bersama, pembagian alat keselamatan kerja, dan berikan hak buruh sesuai dengan perundang-undangan.

Semoga aksi yang dilakukan oleh kawan-kawan buruh tersebut mendapatkan hasil yang sesuai dengan tuntutan.

Jumat, 05 Juni 2015

Membuat Kerajinan Tangan Saat Ramadhan Tiba


http://gerakanbalonganmandiri.blogspot.com/2014/04/membuat-toples-hias-unik-ajaib-untuk.html

Bulan Ramadhan atau bulan puasa yang merupakan bulan penuh berkah, sebentar lagi tiba. Banyak aktifitas yang bisa dilakukan di bulan ramadhan, khususnya aktifitas ibadah. Mulai dari ibadah puasa itu sendiri.. sampai ibadah-ibadah sunah lainya seperti i'tikaf, pun banyak dilakukan. Masjid-masjid yang sebelumnya sepi, setelah masuk ramadhan serentak menjadi penuh sesak. Apalagi saat pelaksanaan shalat tarawih.. wuih.. padat merayap..hehehe ( emangnya jalan menuju puncak bogor ).

Selain aktifitas ibadah, ada lagi satu aktifitas yang sudah membudaya di masyarakat indonesia saat bulan ramadhan. Apa ayo? itu loh.. Ngabuburit.. alias sorean.. alias nunggu waktu berbuka puasa. Apa yang dilakukan saat ngabuburit? macem-macem dah... mulai dari ngaji, jalan-jalan.... bhakan sampai aktifitas yang menantang maut, yaitu trek-trekan alias balap liar. Masya alloh...!!

Ah.. dari pada mengisi bulan ramadhan dengan aktifitas yang sia-sia, tidak salahkan kita isi dengan kegiatan yang kreatif dan produktif, seperti membuat kerajinan tangan unik. Yup, membuat kerajinan tangan yang tentunya disesuaikan dengan momen ramadhan atau momen lebaran. Misalnya membuat kerajinan tangan seperti di bawah ini:

Toples Lebaran Hias Unik

http://gerakanbalonganmandiri.blogspot.com/2014/04/membuat-toples-hias-unik-ajaib-untuk.html


Kerajinan tangan ini cocok sekali dibuat pada saat bulan ramadhan karena bisa jadi kerajinan tangan tersebut menjadi produk yang layak dijual di pasaran. Kenapa layak dijual? karena pasar sedang membutuhkan toples ( toples unik ) untuk menyambut datangnya hari raya / lebaran. Ayo siapa yang mau mencoba membuatnya?