Kerajinan Tangan Dari Barang Bekas

Sabtu, 14 Maret 2015

Langkah Warga Terkait Dampak Proyek OPF Pertamina PHE ONJW di Balongan



Dampak yang meresahkan warga wisma jati Sukaurip Balongan dan sekitarnya akibat adanya pelaksanaan proyek Pertamina PHE ONJW menuai reaksi dari warga sekitar. Debu beterbangan, suara bising, tembok retak, dsb menyebabkan keresahan warga sekitar proyek. Namun reaksi warga belum sepenuhnya ditanggapi oleh pihak pemilik dan pelaksana proyek.

Pemilik proyek PT. Pertamina PHE ONJW merasa masalah dampak yang timbul akibat pelaksanaan proyek tersebut bukan lagi menjadi tanggung jawabnya, yang bertanggung jawab adalah pihak pelaksana proyek  PT. Meindo Elang Indah .“Ibarat rumah itu belum jadi, belum kami tempati, jadi selama pembangunan rumah itu segala dampak proyeknya itu tanggung jawab kontraktor”, kata Donna M Priadi, Communication Manager didampingi Sudaryoko Community Development & Relation Manager PHE ONWJ di sebuah cafe di lingkungan kantor PHE ONWJ Jakarta (18/2/2014, metroonline.co)

Sedangkan dari pihak pelaksana proyek sendiri tidak akan bertindak atau menindaklanjuti permasalahan tersebut sepanjang tidak ada pengaduan atau laporan secara tertulis dan bukti langsung dari warga. Hal itu disampaikan Arman Syair, Leader Community Development PT Meindo Elang Indah dengan didampingi Abdul Kholik dan Rizal Rusli selaku Community Development (Comdev) Officer (10/3/2014, metroonline.co) di kantornya.

Melihat sikap pihak pemilik dan pelaksana proyek OPF yang tidak pro aktif untuk menghandle masalah dampak adanya proyek tersebut, sebaiknya warga sekitar segera untuk melakukan langkah-langkah proaktif dan massif untuk mengusung masalah tersebut. Ada beberapa langkah yang perlu warga Wisma Jati Sukaurip Balongan dsk. lakukan untuk menyelesaikan masalah dampak yang timbul akibat adanya kegiatan proyek OPF PHE ONJW.

1. Rapatkan barisan satukan tujuan.
Langkah ini penting untuk menguatkan posisi warga menghadapi perusahan-perusahaan besar yang memang sudah memepersiapkan tameng untuk isu-isu yang akan muncul. Komplain Warga tidak akan digubris oleh mereka kalau hanya mengeluh sendiri di "pojokan kamar mandi" atau "nggelendeng ning sor wiwitan asem". Galang kekuatan warga dan ciptakan isu yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Perkuat keluhan dengan data / bukti
Laporan atau keluhan secara lisan tidak akan ditanggapi oleh mereka. Oleh karena itu buatlah bukti secara tertulis. Misalnya dengan pengambilan gambar/foto di lapangan terkait dengan isu yang diangkat, pengumpulan tanda tangan dalam sebuah lembar pernyataan warga tentang kerugian yang timbul akibat adanya proyek, dan buatlah solusi yang harus mereka lakukan terhadap kerugian yang dialami warga.

3. Laporkan segera ke bagian Humas atau community development perusahan bersangkutan.
Setelah laporan tertulis sudah dibuat dan dilengkapi dengan data/bukti yang valid, silahkan warga untuk melaporkannya ke pihak pemilik dan pelaksana proyek di bagian humas atau bagian community developmentnya. Komunikasikan secara baik dan duduk bersama mencari solusi yang terbaik untuk permasalahan tersebut. Sebaiknya warga sudah mempunyai solusi yang akan diajukan kepada pihak yang bersangkutan. Jadi jangan hanya menyampaikan tuntutan-tuntutan yang berisi permasalahan-permasalahan, tanpa disertai pengajuan solusi dari masalah tersebut.

4. Kawal terus penanganan atau tindak lanjut dari laporan yang sudah diberikan.
Pengawasan terhadap realisasi penanganan masalah yang dilaporkan perlu dilakukan secara intensif. Demi menjaga keseriusan pihak perusahaan untuk menjalankan solusi-solusi yang sudah disepakati bersama.

5. Demonstrasi / Aksi unjuk rasa
Aksi ini bisa dilakukan dengan penutupan akses proyek dengan mengerahkan kekuatan massa, jika memang tidak ada keseriusan dan itikad baik dari  pihak pemilik dan pelaksana proyek. Semoga langkah ini tidak sampai terjadi.



Baca Juga: